Bulan Biru



di wajahmu ada bulan
aku melihatnya di bangku taman
bulan biru lingkar pendar untaian
nada-nada lirih lantun perlahan
sebaris isak yang kau tahan

di wajahmu ada bulan purnama
bergemintang bulir air mata
sesekali jatuh lalu kuseka
luruh bersama sejumlah rasa
tentang lanjut cinta kita

Menanti Pagi

 


sebaris gunung dan hutan jati,
angin membawa kabar pohon yang hilang

gemah dan ripah tinggal prasasti,
hingga  jalak terbang di atas tanah gersang

taman hijau berbunga melati,
harumnya kini musnah terbang melayang