Paman Hujan






Aku adalah penangkap cahaya
Ibuku perempuan Jawa, Ayahku rembulan.
Sebulan sekali Ayah datang pada Ibu
sebab Ayah sibuk mengitari bumi, pekerjaan tetapnya.

Saat mereka berduaan di kamar, aku tak boleh mengganggunya
“Sedang datang bulan,” bisik Ibu menghiburku.
“Bermain-mainlah kamu dengan serangga malam.”
Sebagai penangkap cahaya tentu banyak sinar kugenggam,
sebagian serangga itu kuberi terang; mereka menjelma menjadi kunang-kunang.