Tadi pagi, aku iseng. Nonton kamu tidur. Pagi belum sempurna, wajahmu
ditelan bantal. Rokok, kopi dan aku masih iseng. Nonton kamu, sehabis
semalam bercinta. Pagi belum sempurna, kicau burung masih beberapa.
Embun masih beberapa dikulum daun, kecupku masih beberapa di sebagian
lehermu. Aku iseng membuka selimutmu. Astaga. Kamu tanpa apa-apa.
Pagi belum sempurna, sebaiknya menunggu sebentar. Hingga matahari
menembus jendela, hingga terangnya hinggap di atas ranjang. Kicau burung
masih beberapa, hasrat ku juga masih beberapa. Ambil kamera, menunggu
cahaya tepat, momen tepat. Sementara kamu belum bangun. Sementara kamu
belum membuka mata. Perlahan kubalikan tubuhmu, ini dia momen tepat.
Sinar empat lima derajat, sudut istimewa. Lensa digital tanpa suara,
merekam lekukmu. Merekam bias cahaya, juga tanpa suara.