Pernah nggak kamu ilfeel sama seseorang yang tadinya kamu naksir banget? Misalkan ilfeel gara-gara suaranya fals pas nyanyi, atau ternyata dia jarang mandi, atau ternyata sebenarnya apa yang dia omongin cuma kibul doang.
Mungkin (kayak sebagian teman gue) kita bisa aja langsung
njauhin dia. Males banget, kecewa, dan sepertinya salah pilih. Ya, kalo gue
bilang itu yang namanya kelebihan ekpektasi: berharap lebih dari seseorang yang
kita sukai, eh, nggak tahunya ada hal yang sebetulnya kecil tapi bikin mager. Ya, nggak?
Setiap orang lain-lain, kalau si A nggak suka cewek yang
(ternyata) merokok, si B batal PDKT sama cowok, yang ternyata tukang nyontek di
kelas. Ada yang lebih parah, misalnya sesorang itu, entah cowok atau cewek, bau
ketek. Survei mengatakan hidung lebih tajam daripada indera lain kayak mata,
telinga atau lidah, maupun sensor peraba.
Padahal nggak ada orang yang sempurna, termasuk kita, kamu
dan gue. Jadi jika kamu nemu cowok atau cewek yang bikin kamu jatuh cinta, dan
tetiba kamu kecewa gara-gara ketiaknya bau. Nanti dulu, jangan buru-buru cabut. Kasih saran dia supaya pakek
deodoran, atau beliin aja sekalian. Bisa jadi dia gak tau dan nggak ada yang
ngasih tau. Tapi pakek cara yang elegan biar dia nggak tersinggung.
Nah, yang super parah, lebih dari itu adalah: sering juga
nyari pacar cuma gara-gara merasa tertantang. Pas udah dapet, nggak lama
ditinggalin. Kamu pernah ngalamin?
Nggak cewek, nggak cowok, sebagai manusia, apalagi masih
muda (walau yang tua juga suka gitu, sih) senang dengan tantangan, apapun
jenisnya. Bisa menaklukkan tantangan adalah kepuasan tersendiri, dan biasanya
bakalan diomongin ke temen-temennya, di bangga-banggain. Hadeehh....
Nggak masalah kalau tantangan tersebut, mendaki gunung,
semisal. Atau belajar main gitar, atau ikut lomba nulis, atau apalah yang bukan
untuk menyakiti hati orang. Tantangan sangat perlu biar orang tergerak,
termotivasi melakukan segala hal dengan sungguh-sungguh. Namun bukan untuk
masalah cinta. Menurut gue, sih, gitu.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar